TEORI TRAFO
1.1 PENGERTIAN TRANSFORMATOR
Transformator atau trafo adalah alat listrik melalui
gandengan magnet memindahkan daya listrik dari suatu rangkaian ke rangkaian
lainya dengan frekuensi yang sama. Tegangan dapat di naikan atau diturunkan
sesuai dengan besar kecilnya arus yang mengalir dalam rangkaian.
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat
memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik
ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan
prinsip induksi-elektromagnet. Transformator digunakan secara luas, baik dalam
bidang tenaga listrik maupun elektronika.Penggunaan transformator dalam
sistem tenaga listrik yaitu untuk menaikan tegangan dari pembangkit listrik, untuk ditransmisikan. Transformator juga dipakai untuk menurunkan tegangan listrik akan didistribusikan.
sistem tenaga listrik yaitu untuk menaikan tegangan dari pembangkit listrik, untuk ditransmisikan. Transformator juga dipakai untuk menurunkan tegangan listrik akan didistribusikan.
Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara
lain sebagai gandengan impedansi antara sumber dengan beban, untuk memisahkan
satu rangkain dari rangkaian yang lain; dan untuk menghambat arus searah sambil
tetap melakukan atau mengalirkan arus bolak-balik antara rangkaian. Berdasarkan
frekuensi, transformator dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Frekuensidaya,50 - 60 kc/s
2. Frekuensi pendengaran, 50 - 20kc/s
3. Frekuensi radio, diatas 30 kc/s.
Dalam
bidang elektronika pemakaian transformator dikelompokkan menjadi :
1. Transformator inti besi
2. Transformator inti feri
3. Transformator inti udara
1.2 BAGIAN-BAGIAN TRANSFORMATOR
Suatu transformator terdiri atas
beberapa bagian, yaitu:
1.
Bagian
utama transformator
2. Peralatan Bantu
3.
Peralatan
Proteksi
Bagian utama transformator, terdiri dari:
a. Inti besi
Inti besi berfungsi
untuk mempermudah jalan fluks, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui
kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk
mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus pusar atau arus eddy (eddy current).
b.
Kumparan
transformator
Beberapa lilitan kawat
berisolasi membentuk suatu kumparan, dan kumparan tersebut diisolasi, baik
terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan menggunakan isolasi
padat seperti karton, pertinax dan lain-lain.
Pada transformator
terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder.Jika kumparan primer dihubungkan
dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul fluks yang
menimbulkan induksi tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian
beban) maka mengalir arus pada kumparan tersebut, sehingga kumparan ini berfungsi
sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
c.
Kumparan
tertier
Fungsi kumparan tertier
diperlukan adalah untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain.
Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta atau
segitiga. Kumparan tertier sering digunakan juga untuk penyambungan peralatan
bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun
demikian tidak semua transformator daya mempunyai kumparan tertier.
d.
Minyak
transformator
Sebagian
besar dari transformator tenaga memiliki kumparan-kumparan yang intinya
direndam dalam minyak transformator, terutama pada transformator-transformator
tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak transformator mempunyai
sifatsebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan juga berfungsi pula sebagai
isolasi (memiliki daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media
pendingin dan isolasi.
Minyak
transformator harus memenuhi persyaratan, yaitu:
1) kekuatan isolasi tinggi
2) penyalur panas yang baik, berat jenis yang
kecil, sehingga partikel-partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat
3) viskositas yang rendah, agar lebih mudah
bersirkulasi dan memiliki kemampuan pendinginan menjadi lebih baik
4) titik nyala yang tinggi dan tidak mudah
menguap yang dapat menimbulkan baha
5) tidak merusak bahan isolasi padat
6)
sifat
kimia yang stabil
e.
Bushing
Hubungan antara kumparan transformator
ke jaringan luar melalui sebuah bushing, yaitu sebuah konduktor yang
diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara
konduktor tersebut dengan tangki transformator.
f.
Tangki
dan konservator
Pada umumnya bagian-bagian dari
transformator yang terendam minyak transformator berada atau (ditempatkan) di
dalam tangki.Untuk menampung pemuaian pada minyak transformator, pada tangki
dilengkapi dengan sebuah konservator.
Terdapat beberapa jenis tangki,
diantaranya adalah:
1) Jenis sirip (tank corrugated) Badan tangki
terbuat dari pelat baja bercanai dingin yang menjalani penekukan, pemotongan
dan proses pengelasan otomatis, untuk membentuk badan tangki bersirip dengan
siripnya berfungsi sebagai radiator pendingin dan alat bernapas pada saat yang
sama. Tutup dan dasar tangki terbuat dari plat baja bercanai panas yang
kemudian dilas sambung kepada badan tangki bersirip membentuk tangki corrugated
ini. Umumnya transformator di bawah 4000 kVA dibuat dengan bentuk tangki
corrugated.
2) Jenis tangki Conventional Beradiator, Jenis tangki terdiri dar badan tangki
dan tutup yang terbuat dari mild steel plate (plat baja bercanai panas) ditekuk
dan dilas untuk dibangun sesuai dimensi yang diinginkan, sedang radiator jenis
panel terbuat dari pelat baja bercanai dingin (cold rolled steel sheets).
Transformator ini umumnya dilengkapi dengan konservator dan digunakan untuk
25.000,00 kVA, )
3)
Hermatically
Sealed Tank With N2 Cushined,
Tipe tangki ini sama dengan jenis conventional tetapi di atas permukaan minyak
terdapat gas nitrogen untuk mencegah kontak antara minyak dengan udara luar
Peralatan Bantu, terdiri dari:
a.
Pendingin
Pada inti besi dan
kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi
tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan
merusak isolasi transformator, maka untuk mengurangi adanya kenaikan suhu yang
berlebihan tersebut pada transformator perlu juga dilengkapi dengan sistem
pendingin yang bergungsi untuk menyalurkan panas keluar transformator. Media
yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa
udara, gas, minyak dan air.
udara, gas, minyak dan air.
Sistem pengalirannya
(sirkulasi) dapat dengan cara:
1)
Alamiah
(natural)
2) Tekanan/paksaan (forced).
b. Tap Changer (perubah tap)
Tap
Changer adalah perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan tegangan
operasi sekunder sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan/primer yang
berubah-ubah. Tap changer dapat dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load)
atau dalam keadaan tak berbeban (off load), dan tergantung jenisnya.
c.
Alat
pernapasan
Karena
adanya pengaruh naik turunnya beban transformator maupun suhu udara luar, maka
suhu minyak akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak
tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar
dari dalam tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka
udara luar akan masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan
transformator. Permukaan minyak transformator akan selalu bersinggungan dengan
udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus pada minyak transformator,
maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar
dilengkapi tabung berisi kristal zat hygroscopis.
d.
Indikator
Untuk
mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indicator yang
dipasang pada transformator. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:
1) indikator suhu minyak
2) indikator permukaan minyak
3) indikator sistem pendingin
4)
indikator
kedudukan tap, dan sebagainya
Peralatan Proteksi, terdiri dari:
a. Relay Bucholz
Relay
Bucholz adalah relai yang berfungsi mendeteksi dan mengamankan terhadap
gangguan transformator yang menimbulkan gas.
Timbulnya
gas dapat diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah:
1) Hubung singkat antar lilitan pada
atau dalam phasa
2) Hubung singkat antar phasa
3) Hubung singkat antar phasa ke tanah
4) Busur api listrik antar laminasi
5) Busur api listrik karena kontak yang
kurang baik.
b. Relai Tekanan Lebih
Relai
ini berfungsi hampir sama seperti Relay Bucholz. Fungsinya adalah mengamankan
terhadap gangguan di dalam transformator.Bedanya relai ini hanya bekerja oleh
kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan pemutus tenaga
(PMT). Alat pengaman tekanan lebih ini berupa membran yang terbuat dari kaca,
plastik, tembaga atau katup berpegas, sebagai pengaman tangki transformator
terhadap kenaikan tekan gas yang timbul di dalam tangki yang akan pecah pada
tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari kekuatan tangki
transformator
c. Relai Diferensial
Berfungsi
mengamankan transformator terhadap gangguan di dalam transformator, antara lain
adalah kejadian flash over antara kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan
tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun beda kumparan.
d. Relai Arus lebih
Berfungsi
mengamankan transformator jika arus yang mengalir melebihi dari nilai yang
diperkenankan lewat pada transformator tersebut dan arus lebih ini dapat
terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat.Arus lebih ini
dideteksi oleh transformator arus atau current transformator (CT).
e. Relai Tangki Tanah
Alat
ini berfungsi untuk mengamankan transformator bila ada hubung singkat antara
bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada
transformator.
f. Relai Hubung Tanah
Fungsi
alat ini adalah untuk mengamankan transformator jika terjadi gangguan hubung
singkat satu phasa ke tanah.
g. Relai Thermis
Alat
ini berfungsi untuk mencegah/mengamankan transformator dari kerusakan isolasi
pada kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh arus
lebih.Besaran yang diukur di dalam relai ini adalah kenaikan suhu.
1.3
HUKUM HUKUM DASAR TRANSFORMATOR
a.
Hukum Maxwell
Persamaan
Maxwell apabila disederhanakan akan menjadi:
Hl=IN
Dimana: H = Kuat Medan Magnet
l = Panjang Jalur
I = Arus
Listrik
N =Jumlah
Lilitan
Hl=IN adalah GGM yang merupakan
penghasil flux
b.
Hukum induksi Faraday
Hukum
utama yang digunakan pada prinsip kerja trafo adalah Hukum Induksi Faraday
Menurut Hukum Induksi Faraday, maka integral garissuatu gaya listrik melalui
garis lengkung yang tertutup adalah berbanding lurus dengan perubahan
tersebut.Rumus Hukum Faraday adalah sebagai berikut:
Dimana: E = Gaya listri yang disebabkan
induksi (V/m)
dl = Unsur
Panjang (m)
B =
Induksi magnetik/kerapatan fluks (Webber/m2)
dA = Unsur
luas (m2)
Sedangkan
arus induksi (flux) adalah integral permukaan dari pada induksimagnit melalui
suatu luas yang dibatasi oleh garis lengkung tersebutdiatas. Rumus arus induksi
adalah:
Dimana
: φ = Arus Induksi/fluks (weber)
B = Induksi magnet (weber/m2)
dA = Unsur
luas
Apabila
rumus hukum induksi disederhanakan
Dimana
: e = Gaya gerak listrik
N = jumlah
lilitan
φ = Arus
induksi/Fluks(weber)
1.4 PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR
Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer
dan sekunder) yang bersifat induktif.Kedua kumparan ini terpisah secara
elektris namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki
reluktansi (reluctance) rendah.
Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti yang
dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di
kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi (self induction)
dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari
kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama (mutual induction) yang menyebabkan timbulnya
fluks magnet di kumparan sekunder, maka
mengalirlah arus sekunder jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi
listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi).Prinsip dasar suatu
transformator adalah induksi bersama(mutual induction) antara dua rangkaian
yang dihubungkan oleh fluks magnet.
Dalam bentuk yang
sederhana,transformator terdiri dari dua buah kumparan induksi yang secara
listrik terpisah tetapi secara magnet dihubungkan oleh suatu path yang
mempunyai relaktansi yang rendah. Kedua kumparan tersebut mempunyai mutual
induction yang tinggi. Jika salah satu kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan
bolak-balik, fluks bolak-balik timbul di dalam inti besi yang dihubungkan
dengan kumparan yang lain menyebabkan atau menimbulkan ggl (gaya gerak listrik)
induksi ( sesuai dengan induksi elektromagnet) dari hukum faraday, Bila arus
bolak balik mengalir pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl).
2. INTI TRAFO
Identifikasi Jenis –jenis Transformator,
dilihat dari pemakaiannya digolongkan kedalam 3 jenis :
a. Transformator inti udara dipakai pada rangkaian frekuensi tinggi.
Trafo inti
Udara, banyak dipakai sebagai alat Interface
Rangkaian matching Impedansi dalam rangkaian Elektronik Frekuensi Tinggi.
b. Transformator inti ferit dipakai pada rangkaian frekuensi menengah
Trafo inti Ferit, banyak
dipakai sebagai alat Interface Rangkaian matching Impedansi dalam rangkaian
Elektronik Frekuensi menengah.
c. Transformator inti Besi dipakai pada rangkaian frekuensi rendah.
Trafo inti Besi, banyak
dipakai sebagai alat Interface, Step Up,
Step Down Rangkaian matching Impedansi, Matching Voltage dalam rangkaian Elektronik Frekuensi rendah.
Jenis-jenis transformator berbeda
dalam cara di mana kumparan primer dan sekunder disediakan sekitar inti baja
laminasi . Menurut desain , transformator dapat diklasifikasikan menjadi dua :
a.
Core- Type Transformer
Dalam inti -
jenis transformator , belitan diberikan kepada sebagian besar dari inti .
Kumparan yang digunakan untuk transformator ini adalah bentuk- luka dan jenis
silinder . Seperti jenis transformator dapat diterapkan untuk berukuran besar
dan kecil berukuran transformer . Pada tipe skala kecil , inti akan persegi
panjang dalam bentuk dan kumparan yang digunakan adalah silinder . Gambar di
bawah menunjukkan jenis berukuran besar . Anda dapat melihat bahwa kumparan
bulat atau silinder yang luka sedemikian rupa untuk menyesuaikan lebih bagian
inti salib .
Dalam kasus kumparan
silindris melingkar , mereka memiliki keuntungan wajar memiliki kekuatan
mekanik yang baik . Kumparan silinder akan memiliki lapisan yang berbeda dan
setiap lapisan akan terisolasi dari yang lain dengan bantuan bahan-bahan
seperti kertas, kain , papan micarta dan sebagainya. Pengaturan umum inti
-jenis transformator sehubungan dengan inti ditunjukkan di bawah ini . Kedua
tegangan rendah ( LV ) dan tegangan ( HV ) gulungan tinggi yang akan
ditampilkan.
Gulungan tegangan rendah
ditempatkan lebih dekat ke inti karena merupakan yang paling mudah untuk
melindungi . Daerah inti efektif dari transformator dapat dikurangi dengan penggunaan
laminasi dan isolasi .
b.
Shell -Type Transformer
Di shell -jenis
transformator inti mengelilingi sebagian besar dari gulungan . Perbandingan
ditunjukkan pada gambar dibawah .
Kumparan adalah bentuk - luka tetapi multi layer tipe disk
biasanya luka dalam bentuk pancake . Kertas digunakan untuk melindungi berbagai
lapisan cakram multi-layer . Berkelok-kelok terdiri seluruh cakram ditumpuk
dengan ruang isolasi antara kumparan . Ruang-ruang isolasi membentuk
pendinginan horizontal dan isolasi saluran . Transformator seperti ini mungkin
memiliki bentuk persegi panjang sederhana atau mungkin juga memiliki bentuk
terdistribusi . Kedua desain yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
Shell Jenis Transformers Bentuk
Rectangular
Sebuah bracing mekanik yang kuat kaku harus diberikan kepada core
dan kumparan transformator . Ini akan membantu dalam meminimalkan pergerakan
perangkat dan juga mencegah perangkat dari mendapatkan kerusakan isolasi .
Sebuah transformator dengan bracing yang baik tidak akan menghasilkan apapun
suara dengungan selama bekerja dan juga akan mengurangi getaran .
Sebuah platform perumahan khusus harus diberikan untuk
transformator.Biasanya , perangkat ditempatkan dalam tangki logam lembaran yang
terpasang rapat diisi dengan minyak isolasi khusus . Minyak ini diperlukan
untuk beredar melalui perangkat dan mendinginkan kumparan . Hal ini juga
bertanggung jawab untuk menyediakan isolasi lain untuk perangkat ketika
dibiarkan di udara .
Mungkin ada kasus ketika permukaan tangki halus tidak akan mampu
menyediakan area pendinginan yang dibutuhkan . Dalam kasus tersebut , sisi
tangki yang bergelombang atau disatukan dengan radiator di sisi perangkat.
Minyak yang digunakan untuk tujuan pendinginan harus benar-benar bebas dari
alkali , sulfur dan yang paling penting kelembaban . Bahkan sejumlah kecil
kelembapan dalam minyak akan menyebabkan perubahan yang signifikan dalam
properti isolasi perangkat , karena hal itu mengurangi kekuatan dielektrik
minyak untuk sebagian besar . Matematis berbicara , kehadiran sekitar 8 bagian
air dalam 1 juta mengurangi kualitas isolasi dari minyak ke nilai yang tidak
dianggap standar untuk digunakan.
Dengan demikian , tank dilindungi dengan menyegel mereka kedap
udara dalam unit yang lebih kecil . Ketika transformator besar digunakan ,
metode kedap udara praktis sulit untuk diterapkan . Dalam kasus tersebut ,
ruang yang disediakan untuk minyak untuk memperluas dan kontrak dengan
meningkatnya suhu dan penurunan . Ini bernapas membentuk penghalang dan menolak
kelembaban atmosfer dari kontak dengan minyak . Perhatian khusus juga harus diambil
untuk menghindari sledging . Sledging terjadi ketika minyak terurai akibat
paparan ke oksigen selama pemanasan . Ini hasil dalam pembentukan deposito
besar dari materi gelap dan berat yang menyumbat saluran pendingin di
transformator .
Kualitas, daya tahan dan penanganan bahan-bahan isolasi menentukan
kehidupan transformator . Semua lead transformator dibawa keluar dari kasus
mereka melalui bushing yang sesuai . Ada banyak desain ini , ukuran dan
konstruksi tergantung pada tegangan lead . Bushing porselen dapat digunakan
untuk mengisolasi lead , untuk transformator yang digunakan dalam tegangan
moderat. Bushing berisi minyak atau kapasitif -jenis yang digunakan untuk transformator
tegangan tinggi .
Pemilihan antara inti dan jenis shell dilakukan dengan membandingkan
biaya karena karakteristik serupa dapat diperoleh dari kedua jenis . Kebanyakan
produsen lebih suka menggunakan shell -jenis transformator untuk aplikasi
tegangan tinggi atau untuk multi - berliku desain . Bila dibandingkan dengan
jenis inti , jenis shell memiliki panjang lebih lama rata-rata turn coil .
Parameter lain yang dibandingkan untuk pemilihan jenis transformator adalah
rating tegangan , kilo volt ampere , berat badan , stres isolasi, distribusi
panas dan sebagainya.
3.PERHITUNGAN TRAFO
Prinsip kerja dari sebuah
transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan
sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer
menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh
adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada
ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan
induktansi timbal-balik (mutual inductance)
Pada skema transformator di
samping, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan
primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan
berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan
berubah polaritasnya.
Hubungan antara tegangan primer, jumlah
lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat
dinyatakan dalam persamaan:
Keterangan :
Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
A.
Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah
lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis yaitu:
- Transformator step up yaitu
transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi,
transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak
daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
- Transformator step down yaitu
transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah,
transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak
daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan
yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah:
- Sebanding
dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
- Sebanding
dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
- Berbanding
terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
Sehingga dapat
dituliskan:
Transformator (trafo)
digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau
penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Misal radio memerlukan tegangan 12
volt padahal listrik dari PLN 220 volt, maka diperlukan transformator untuk
mengubah tegangan listrik bolak-balik 220 volt menjadi tegangan listrik
bolak-balik 12 volt. Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah:
TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya.
Penyelesaian:
Diketahui: Vp = 220 V
Vs = 10 V
Np = 1100 lilitan
Ditanyakan: Ns = ........... ?
Diketahui: Vp = 220 V
Vs = 10 V
Np = 1100 lilitan
Ditanyakan: Ns = ........... ?
Jawab:
Jadi,
banyaknya lilitan sekunder adalah 50 lilitan
Efesiensi
Transformator
Efisiensi
transformator didefinisikan sebagai perbandingan antara daya listrik keluaran
dengan daya listrik yang masuk pada transformator. Pada transformator ideal
efisiensinya 100 %, tetapi pada kenyataannya efisiensi tranformator selalu
kurang dari 100 %.hal ini karena sebagian energi terbuang menjadi panas atau
energi bunyi.
Efisiensi transformator dapat dihitung
dengan:
Contoh cara menghitung daya transformator:
Sebuah
transformator mempunyai efisiensi 80%. Jika lilitan primer dihubungkan dengan
tegangan 200 V dan mengalir kuat arus listrik 5 A,
Tentukan:
Tentukan:
a.
daya primer,
b.
daya sekunder
Penyelesaian:
Diketahui :
Diketahui :
Ditanyakan:
a. Pp = ........... ?
b. Ps = ........... ?
a. Pp = ........... ?
b. Ps = ........... ?
Jawab:
a.
Jadi, daya primer transformator 1000
watt.
b.
Jadi, daya sekunder transformator 800 watt.
4. TRAFO 1 PHASE
Prinsip
kerja dari sebuah transformator pada umumnya adalah sebagai berikut. Ketika
Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus
listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan
magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi
ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul
GGL induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).
Pada skema transformator
di atas, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan
primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan
berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan
berubah polaritasnya.
Hubungan antara tegangan
primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder,
dapat dinyatakan dalam persamaan:
Dimana: Vp=
tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Prinsip kerja trafo 1
fasa adalah apabila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan (sumber), maka
akan mengalir arus bolak balik I1 pada kumparan tersebut. Oleh
karena kumparan menpunyai inti, arus I1, menimbulkan fluks magnet
yang juga berubah – ubah, pada intinya.Akibat adanya fluks magnet yang berubah
–ubah, pada kumparan primer akan timbul GGL induksi ep. Untuk mencari GGL yang
dibangkitkan maka persamaan yang digunakan:
Kontruksi Trafo 1 Fasa
Dalam keadaan sederhana transformator mempunyai
bagian-bagian sebagai berikut :
1.
Kumparan Primer yaitu kumparan trafo yang
dihubungkan ke sumber tegangan.
2.
Kumparan Sekunder yaitu kumparan trafo yang
dihubungkan dengan beban.
3.
Inti yang dibuat dari lapisanplat dinamo.
Bagian Inti Trafo
Fungsi utama inti trafo adalah sebagai jalan
atau penghantar garis-garis gaya magnit. Karena fluksi magnet yang mengalir
pada inti trafo adalah fluksi bolak-balik, untuk itu diperlukan persyaratan
agar kerugian histerisis dan arus pusar dapat ditekan sekecil mungkin. Untuk
itu biasanya inti trafo dibuat dari bahan plat baja silikon dengan kadar
silikonnya 4-5% dengan ketebalan 0,3 s/d 0,5mm.
Dipasaran tersedia bermacam-macam bentuk bentuk
inti trafo dalam bermacam ukuran.Yang perlu diperhatikan disini adalah cara
penyusunan pelat-pelat inti trafo, harus diusahakan serapat mungkin, sehingga
tidak ada celah udara.
Untuk trafo satu fasa tersedia inti :
Bentuk
Core ( UI ) : efesiensinya rendah
Bentuk
Shell ( EI ) : efesiensinya dapat mencapai 80-90%
Yang dapat digunakan adalah inti yang tebalnya
0,5mm yang pada kerapatan fluksi (B)= 1Wb/m2, mempunyai kerugian
besi (Pf)=2,3watt/kg.
Luas Penampang Inti Trafo
Luas penampang inti trafo akan menentukan daya
trafo. Jadi semakin luas penampang suatu trafo akan mempunyai kapasitas daya
yang semakin besar pula. Luas penampang inti trafo harus mampu mengalirkan
fluksi magnit seluruhnya tanpa menimbulkan panas yang berlebihan. Untuk
menentukan luas penampang inti yang diperlukan ,dapat digunakan rumus emperis
sebagai berikut :
Dimana: A = Luas
penampang dalam satuan cm2
P = Daya out put trafo dalam Volt Amper
f = frekvensi (Hz)
Karena inti trafo berupa plat plat tipis untuk
mencapai luas penampang tertentu, harus disusun berlapis-lapis. Penampang inti
trafo dapat berbentuk bujur sangkar atau empat persegi panjang .apabila luas
penampang inti telah diketahui dan lebar inti sudah di pilih maka jumlah plat
inti trafo dapat di hitung yaitu :
·
Berat inti = volume bersih inti x berat jenis
inti
·
dimana berat jenis inti = 7,8.
Untuk inti bentuk shell [ EI ] ukuran luas inti di
tentukan lebar kaki tengahnya. Dipasaran tersedia bermacam-macam ukuran antara
lain E25 , E32 , E38 , E44 dan seterusnya. Angka dibelakang huruf E menunjukkan
lebar kaki tengah inti , sedangkan huruf E menandakan bentuk shell.
5. TRAFO 3 PHASE
Transformator 3 fasa pada dasarnya merupakan Transformator 1 fase
yang disusun menjadi 3 buah dan mempunyai 2 belitan, yaitu belitan primer dan
belitan sekunder. Ada dua metode utama untuk menghubungkan belitan primer yaitu
hubungan segitiga dan bintang (delta dan wye).Sedangkan pada belitan
sekundernya dapat dihubungkan secara segitiga, bintang dan zig-zag (Delta, Wye
dan Zig-zag).Ada juga hubungan dalam bentuk khusus yaitu hubungan open-delta
(VV connection).
Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang
dibangkitkan, disalurkan dan diserap oleh beban semuanya seimbang, P
pembangkitan = P pemakain, dan juga pada tegangan yang seimbang. Pada tegangan
yang seimbang terdiri dari tegangan 1 fase yang mempunyai magnitude dan
frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya mempunyai beda
fase sebesar 120°listrik, sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan sebesar
60°, dan dapat dihubungkan secara bintang (Y,wye) atau segitiga (delta, Δ, D).
Gambar
1.sistem 3 fase.
Gambar 1 menunjukkan fasor diagram dari tegangan fase. Bila
fasor-fasor tegangan tersebut berputar dengan kecepatan sudut dan dengan arah
berlawanan jarum jam (arah positif), maka nilai maksimum positif dari fase
terjadi berturut-turut untuk fase V1, V2 dan V3.sistem 3 fase ini dikenal
sebagai sistem yang mempunyai urutan fasa a – b – c . sistem tegangan 3 fase
dibangkitkan oleh generator sinkron 3 fase.
Konfigurasi
Transformator 3 fasa:
·
Transformator
hubungan segitiga – segitiga (delta – delta)
Gambar 1.Hubungan
delta-delta (segitiga-segitiga).
Pada gambar 1 baik belitan
primer dan sekunder dihubungkan secara delta. Belitan primer terminal 1U, 1V
dan 1W dihubungkan dengan suplai tegangan 3 fasa.Sedangkan belitan sekunder
terminal 2U, 2V dan 2W disambungkan dengan sisi beban.Pada hubungan Delta
(segitiga) tidak ada titik netral, yang diperoleh ketiganya merupakan tegangan
line ke line, yaitu L1, L2 dan L3.
Dalam hubungan delta-delta (lihat gambar 1), tegangan pada sisi
primer (sisi masukan) dan sisi sekunder (sisi keluaran) adalah dalam satu fasa.
Dan pada aplikasinya (lihat gambar 2), jika beban imbang dihubungkan ke saluran
1-2-3, maka hasil arus keluaran adalah sama besarnya. Hal ini menghasilkan arus
line imbang dalam saluran masukan A-B-C. Seperti dalam beberapa hubungan delta,
bahwa arus line adalah 1,73 kali lebih besar dari masing-masing arus Ip (arus
primer) dan Is (arus sekunder) yang mengalir dalam lilitan primer dan sekunder.
Power rating untuk transformator 3 fasa adalah 3 kali rating transformator
tunggal.
Gambar 2. Diagram
Hubungan Delta-Delta Transformator 3 Fasa Dihubungkan Pembangkit Listrik dan
Beban (Load)
·
Transformator
hubungan bintang – bintang (wye – wye )
Gambar 3. Hubungan Belitan
Bintang-bintang.
Ketika transformator dihubungkan secara bintang-bintang, yang
perlu diperhatikan adalah mencegah penyimpangan dari tegangan line ke netral
(fase ke netral). Cara untuk mencegah menyimpangan adalah menghubungkan netral
untuk primer ke netral sumber yang biasanya dengan cara ditanahkan (ground),
seperti ditunjukkan pada Gambar 4. Cara lain adalah dengan menyediakan setiap
transformator dengan lilitan ke tiga, yang pdisebut lilitan” tertiary”. Lilitan
tertiary untuk tiga transformator dihubungkan secara delta seperti ditunjukkan
pada Gambar 5, yang sering menyediakan cabang yang melalui tegangan dimana
transformator dipasang. Tidak ada beda fasa antara tegangan line transmisi
masukan dan keluaran (primer & sekunder) untuk transformator yang
dihubungkan bintang-bintang.
Gambar 4.Hubungan bintang-bintang.
Gambar 5.Hubungan
Bintang-bintang dengan belitan tertier.
·
Transformator
hubungan seitiga – bintang (delta – wye)
Pada hubungan segitiga-bintang (delta-wye), tegangan yang melalui
setiap lilitan primer adalah sama dengan tegangan line masukan. Tegangan
saluran keluaran adalah sama dengan 1,73 kali tegangan sekunder yang melalui
setiap transformator. Arus line pada phasa A, B dan C adalah 1,73 kali arus
pada lilitan sekunder. Arus line pada fasa 1, 2 dan 3 adalah sama dengan arus
pada lilitan sekunder.
Gambar 6. Hubungan
Segitiga-Bintang (Delta-wye).
Hubungan delta-bintang menghasilkan beda fasa 30° antara tegangan
saluran masukan dan saluran transmisi keluaran. Maka dari itu, tegangan line
keluaran E12 adalah 30° mendahului tegangan line masukan EAB, seperti dapat
dilihat dari diagram phasor. Jika saluran keluaran memasuki kelompok beban
terisolasi, beda fasanya tidak masalah. Tetapi jika saluran dihubungkan paralel
dengan saluran masukan dengan sumber lain, beda phasa 30° mungkin akan membuat
hubungan paralel tidak memungkinkan, sekalipun jika saluran tegangannya
sebaliknya identik.
Keuntungan penting dari hubungan bintang adalah bahwa akan
menghasilkan banyak isolasi/penyekatan yang dihasilkan di dalam transformator.
Lilitan HV (high Voltage/tegangan tinggi) telah diisolasi/dipisahkan hanya
1/1,73 atau 58% dari tegangan saluran.
Gambar 8. Skema Diagram Hubungan Delta-Bintang dan Diagram Phasor
·
Transformatot
hubungan segitiga terbuka (open delta)
Hubungan open-delta ini untuk merubah tegangan sistem 3 fasa
dengan menggunakan hanya 2 transformator yang dihubungkan secara
open–delta.Rangkaian open–delta adalah identik dengan rangkaian delta–delta,
kecuali bahwa satu transformer tidak ada. Bagaimanapun, hubungan open-delta
jarang digunakan sebab hanya mampu dibebani sebesar 86.6% (0,577 x 3 x rating
trafo) dari kapasitas transformator yang terpasang.
Gambar 7.Hubungan Open Delta.
Sebagai contoh, jika 2 transformator 50 kVA dihubungkan secara
open–delta, kapasitas transformator bank yang terpasang adalah jelas 2x50 =
100kVA. karen terhubung open-delta, maka transformator hanya dapat dibebani
86.6 kVA sebelum transformator mulai menjadi overheat (panas berlebih).
Hubungan open–delta utamanya digunakan dalam situasi darurat. Maka, jika 3
transformator dihubungkan secara delta–delta dan salah satunya rusak dan harus
diperbaiki/dipindahkan, maka hal ini memungkinkan
·
Transformator
hubungan zig – zag
Transformator dengan hubungan Zig-zag memiliki ciri khusus, yaitu
belitan primer memiliki tiga belitan, belitan sekunder memiliki enam belitan
dan biasa digunakan untuk beban yang tidak seimbang (asimetris) - artinya beban
antar fasa tidak sama, ada yang lebih besar atau lebih kecil-
Gambar 9. Hubungan
Bintang-zigzag (Yzn5)
Gambar 9 menunjukkan belitan primer 20 KV terhubung dalam bintang
L1, L2 dan L3 tanpa netral N dan belitan sekunder 400 V merupakan hubungan
Zig-zag dimana hubungan dari enam belitan sekunder saling menyilang satu dengan
lainnya. Saat beban terhubung dgn phasa U dan N arus sekunder I2 mengalir
melalui belitan phasa phasa U dan phasa S. Bentuk vektor tegangan Zig-zag garis
tegangan bukan garis lurus,tetapi bergeser dengan sudut 60°.
Daya pada Sistem 3 Fase
1.
Daya sistem 3 fase Pada Beban yang
Seimbang
Jumlah daya yang diberikan
oleh suatu generator 3 fase atau daya yang diserap oleh beban 3 fase, diperoleh
dengan menjumlahkan daya dari tiap-tiap fase. Pada sistem yang seimbang, daya
total tersebut sama dengan tiga kali daya fase, karena daya pada tiap-tiap
fasenya sama.
Gambar 4.Hubungan Bintang dan Segitiga yang seimbang.
Jika sudut antara arus dan
tegangan adalah sebesar θ, maka besarnya daya perfasa adalah :
Pfase = Vfase.Ifase.cos
θ
sedangkan besarnya total daya adalah penjumlahan dari besarnya
daya tiap fase, dan dapat dituliskan dengan :
PT =
3.Vf.If.cos θ
Pada hubungan bintang,
karena besarnya tegangan saluran adalah 1,73Vfase maka tegangan perfasanya
menjadi Vline/1,73, dengan nilai arus saluran sama dengan arus fase, IL = If,
maka daya total (PTotal) pada rangkaian hubung bintang (Y) adalah :
PT =
3.VL/1,73.IL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ
Dan pada hubung segitiga,
dengan besaran tegangan line yang sama dengan tegangan fasanya, VL = Vfasa, dan
besaran arusnya Iline = 1,73Ifase, sehingga arus perfasanya menjadi IL/1,73,
maka daya total (Ptotal) pada rangkaian segitiga adalah :
PT =
3.IL/1,73.VL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ
Dari persamaan total daya
pada kedua jenis hubungan terlihat bahwa besarnya daya pada kedua jenis
hubungan adalah sama, yang membedakan hanya pada tegangan kerja dan arus yang
mengalirinya saja, dan berlaku pada kondisi beban yang seimbang.
2. Daya sistem 3 fase pada beban yang tidak seimbang
Sifat terpenting dari
pembebanan yang seimbang adalah jumlah phasor dari ketiga tegangan adalah sama
dengan nol, begitupula dengan jumlah phasor dari arus pada ketiga fase juga
sama dengan nol. Jika impedansi beban dari ketiga fase tidak sama, maka jumlah phasor
dan arus netralnya (In) tidak sama dengan nol dan beban dikatakan tidak
seimbang. Ketidakseimbangan beban ini dapat saja terjadi karena hubung singkat
atau hubung terbuka pada beban.
Dalam sistem 3 fase ada 2
jenis ketidakseimbangan, yaitu :
1.
Ketidakseimbangan pada beban.
2.
Ketidakseimbangan pada sumber listrik (sumber daya).
Kombinasi dari kedua
ketidakseimbangan sangatlah rumit untuk mencari pemecahan permasalahannya, oleh
karena itu kami hanya akan membahas mengenai ketidakseimbangan beban dengan
sumber listrik yang seimbang.
Gambar 5.Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase.
Pada saat terjadi gangguan,
saluran netral pada hubungan bintang akan teraliri arus listrik.
Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase dapat diketahui dengan indikasi
naiknya arus pada salahsatu fase dengan tidak wajar, arus pada tiap fase
mempunyai perbedaan yang cukup signifikan, hal ini dapat menyebabkan kerusakan
pada peralatan.
BAB III. PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat di ambil adalah, bahwa transformator merupakan komponen elektronik
yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/ daya listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan
tegangan). Sebuah transformator terdiri dari dua atau lebih lilitan yang saling
dikaitkan medan magnet bersama.
Transformator
bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.Tegangan masukan
bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya
semua bersambung dengan lilitan sekunder.Fluks bolak-balik ini menginduksikan
GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan
primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.
thanks ilmunya. bisa membantu saya ngerjain tugas kuliah saya. semoga dpt selalu bermanfaat
BalasHapus