MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Falsafah yang mendasari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pendidikan
ialah “homo homoni socius” (pembelajaran gotong-royong) yang menekankan bahwa
manusia adalah makhluk social. Pembelajaran kooperatif terutama tipe jigsaw
dianggap sangat cocok di terapkan di Indonesia karena sesuai dengan budaya
Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong.Model pembelajaran jigsaw
adalah suatu tehnik pembelajaran kooperatiff dimana siswa, bukan guru yang
memiliki tanggung jawab lebih besar dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun
tujuan dari model pembelajaran jigsaw ini mengembangkan kerja tim, ketrampilan
belajar kooperatif, serta menguasai pengetahuan secara mendalam yang
tidak mungkin diperoleh bila mereka mencoba untuk mempelajari semua
materi secara sendirian.
Menurut Anita Lie dalam bukunya
“Cooperative Learning Teknik Jigsaw” bahwa metode pembelajaran koopertif teknik
jigsaw tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsure-unsur dasar
yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Roger
dan David Johnson mangatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap
cooperative learning teknik jigsaw.
B. Rumusan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini penulis merumuskan
beberapa rumusan masalah sabagai berikut:
- Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?
- Bagaimana langkah-langkah metode jigsaw?
- Apa saja kekurangan dan kelebihan dari metode jigsaw?
- Apa materi yang cocok untuk diterapkan dengan metode jigsaw?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model
Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw
Pengetian pembelajaran secara
umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikan rupa sehingga
tingkah laku siswa menjadi kearah yang lebih baik. Metode pembelajaran
kooperatif tipe jigasaw adalah pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok
dan bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan kepadanya
lalu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota kelompok lain.Jigsaw pertama
kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di
Universitas Texas, kemudian diadaptasikan oleh Slavin dan temen-teman di
Universitas John Hopkins (Arends, 2001).
Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan
oleh Aronson et.al.sebagai model Cooperative Learning. Teknik ini dapat
digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,berbicara, ataupun mendengarkan.
Dalam Teknik ini, guru memperhatikan skemataatau latar belakang pengalaman
siswa dan membantu siswa mengaktifkan schemata ini agar bahan pelajaran menjadi
lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam
suasana gotong royong dan mempunyai kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota
dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi
belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam
kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupaka tipe model
pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri
dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang
positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang
harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kapada kelompok yang lain
(Arends, 1997).
Jigsaw didesain untuk meningkatkan
rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga
pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan,
tetapi mereka juga siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota
kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan
yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi
yang ditugaskan” (Lie,A., 1994).Para anggota dari tim – tim yang berbeda dengan
topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain
tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswi
itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok
yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal, yaitu
kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar
belakang keluarga yang beragam.Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa
ahli. Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok
asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik
tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk
kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.Hubungan antara kelompok asal
dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut (Arends, 2001) :
KELOMPOK ASAL
KELOMPOK AHLI
Gambar.
Ilustrasi Kelompok Jigsaw
Para anggota dari kelompok asal yang
berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi
dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta
membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Setelah
pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal
dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada
saat pertemuan di kelompok ahli.
B.Langkah – Langkah Metode Jigsaw :
I. Tahap Pendahuluan
- Review, apersepsi, motivasi
- Menjelaskan pada siswa tentang model pembelajaran yang dipakai dan menjelaskan manfaatnya.
- Pembentukan kelompok.
- Setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan siswa yang heterogen.
- Pembagian materi/soal pada setiap anggota kelompok.
II.
Tahap Penguasaan
- Siswa dengan materi/soal yang sama bergabung dalam kelompok ahli dan berusaha menguassai materi sesuai dengan soal yang diterima.
- Guru memberikan bantuan sepenuhnya.
III.
Tahap Penularan
- Setiap siswa kembali ke kelompok asalnya.
- Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan denga sungguh-sungguh.
- Terjadi diskusi antar siswa dalam kelompok asal.
- Dari diskusi tersebut siswa memperoleh jawaban soal.
IV.
Penutup
Gambar
Contoh Pembentukan Kelompok Jigsaw
C. Kelebihan dan
Kekurangan Metode Pembelajaran Jigsaw
Ø Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah
sebagai berikut:
- Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam kelompok
- Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah
- Menerapkan bimbingan sesama teman
- Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi
- Memperbaiki kehadiran
- Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
- Sikap apatis berkurang
- Pemahaman materi lebih mendalam
- Meningkatkan motivasi belajar
- Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif
- Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompok
- Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan kelompok lain
- Setiap siswa saling mengisi satu sama lain.
Ø Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah
sebagai berikut.
- Keadaan kondisi kelas yang ramai,sehingga membuat siswa binggung dan pembelajran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran baru;
- Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-ketrampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirksn kelompok akan macet
- Siswa lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai
- Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah,misal jika ada anggota yang hanya memboncengdalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi
- Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum terkondiki dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.
D. Evaluasi Materi
yang cocok untuk SMP / SMA dengan Metode Jigsaw
Beberapa
contoh materi matematika yang cocok di jigsawkan adalah: menyelesaikan sistim
persamaan linier dua peubah ( kelompok ahli 1 mempelajari menyelesaikan dengan
eliminasi, kelompok ahli 2 dengan substitusi, kelompok ahli 3 dengan
garis bilangan, kelompok ahli 4 dengan matrik, dll), limit kiri-limit kanan
( kelompok ahli 1 mempelajari limit
kiri, yang lain limit kanan), Luas bangun segi 4 (kel 1 mempelajari belah
ketupat, kelompok 2 layang-layang, kelompok ahli 3 tentang trapezium sama kaki,
kelompok ahli 4 trapesium sebarang, dst).
Pemilihan materi tidak hanya didasarkan pada banyaknya sub bab atau sub-sub bab
saja yang mengindikasikan mudah “dibagi-bagi” untuk didiskusikan dalam
kelompok-kelompok ahli. Namun hal penting lain yang tidak boleh dilaupakan
bahwa seyogyanya kita tidak memaksakan 1 rangkaian pembelajaran kooperatif, apa
saja, dalam satu pertemuan. Masih banyak materi yang sesuai di-jigsaw-kan.
Namun kita harus memeriksanya terlebih dahulu, sehingga tujuan kita tercapai,
bukan sebaliknya menambah bingung siswa.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekan pada
sikap atau perilaku bersama dalam belajar atau membantu diantara sesame dalam
struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari dua orang
atau lebih.
b. Penerapan
model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw ini pada kelas siswa
dibagi berkelompok dengan lima atau enam anggota kelompok belajar
heterogen.setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari,menguasai bagian
tertentu bahan yang diberikan kemudian menjelaskan pada anggota kelompoknya.
Dengan demikian terdapat rasa saling membutuhkan dan harus berkerjasama secara
cooperative untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
c. Kerangka
model pembelajaran jigsaw adalah para anggota dari kelompok asal yang
berbeda,bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan
membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta
membatu satu sama lain untuk mempelajari topic mereka tersebut.setelah
pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok semula
( asal ) dan berusaha mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah
mereka dapatkan pada saat pertemuan dikelompok ahli. Kunci tipe JIGSAW ini
adalah interdepensi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan kuis dengan
baik.
d. Keuntungan
mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai
pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba
untuk mempelajari semua materi sendirian. Sementara untuk kerugiannya ada
beberapa yaitu keadaan kondisi kelas yang ramai, siswa yang lemah dimungkinkan
menggantungkan pada siswa yang pandai serta membutuhkan waktu yang lebih lama
apabila bila ada pernataan ruang belum terkondisi dengan baik.
e. Alasan
mengapa kami menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw
dalam bab Fungsi, Persamaan dan pertidaksamaan Kuadrat karena tekhik
pembelajaran jigsaw dapat diterapkan pada materi pembelajaran yang tidak
berstuktur ( tidak saling berhubungan antara sub-sub materi ). Karena fungsi
dan persamaan kuadratadalah materi yang tidak berstruktur maka kami memilih
materi untuk diterapkan dalam model pembelajaran cooperativelearningtipe
jigsaw.
B.IMPLIKASI
Dengan menggunakan Metode Pembelajaran Jigsaw akan
tercipta kondisi belajar yang maksimal
disamping penjelasan dari guru,karena
·
Untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi siswa agar bahan pelajaran lebih
bermakna.
·
Agar anggota dari suatu kelompok
tersebut lebih termotivasi atas penguasaan bagian materi belajar dan
mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.
·
Untuk meningkatkan rasa tanggung jawab
siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
·
Untuk mengembangkan kerja tim,
ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang
tidak mungkin diperoleh bila mereka mencoba untuk mempelajari semua
materi sendirian.
C.SARAN
1. Guru
seharusnya menjelaskan model pembelajaran tipe jigsaw ini dulu kepada siswa
sebelum menerapkannya, agar siswa tidak binggung.
2. Guru harus
pandai dalam memilih materi pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam
model ini.
3. Bangku perlu
ditata sedemikian rupa sehingga semua siswa bias melihat guru/papan tulis
dengna jelas, bias melihat rekan-rekan kelompoknya dengan baik,dan berada dalam
jangkauan kelompoknya dengan merata.
4. Model
pembelajaran kooperatif tipejigsaw perlu digunakan atau diterepkan karena
suasana positif yang timbul akan membarikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai
pelajaran dan sekolah atau guru, selain itu siswa akan merasa lebih terdorong
untuk belajar dan berpikir serta meningkatkan keaktifan.
DAFTAR PUSTAKA
Silberman, Mel. 2010. Cara Pelatihan &
Pembelajaran Aktif. Jakarta: PT Indeks.
PENERAPAN METODE BELAJAR KOOPERATIF
JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII TEKNIK KENDARAAN
RINGAN-2 SMK NEGERI 5 SEMARANG DALAM MENYELESAIKAN TURUNAN FUNGSI.
IMPLEMENTASI COOPERATIVE LEARNING
TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KOMPETENSI DASAR SISTEM
PERSAMAAN PADA SISWA KELAS X TEHNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 1 ADIWERNA TEGAL
SEMESTER 1 TAHUN 2008/2009. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/62095564_1693-8631.pdf (diakses
tanggal 17 September)
JIGSAW TYPE OF COOPERATIVE LEARNING
AS A MEANS OF IMPROVING HIGH SCHOOL STUDENT’S MATHEMATICAL COMMUNICATION
ABILITY.http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1209207218.pdf (diakses
tanggal 17 September)
0 komentar :
Posting Komentar